Sebelum mengetahui apa aspek
psikologis bagi pengguna internet yang berkaitan dengan media sosial, kita
perlu mengetahui apa pengertian dari internet dan media sosial. Berikut
ulasan mengenai pengertian dari internet
dan media sosial.
Pengertian internet
Di zaman serba modern ini, hampir
semua orang telah mengetahui pengertian internet karena dapat dilihat di
sekitar kita baik itu anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua pernah menggunakannya.
Jadi, apa itu internet? Bagi orang yang awam, mereka akan mengatakan bahwa
internet adalah tempat untuk berkomunikasi dengan orang lain baik melalui
suara, video, foto, dan tulisan; sebagai tempat mencari informasi, dan
lain-lain.
Internet berasal dari bahasa latin
yaitu “inter” yang berarti antara. Jadi, apabila digabungkan kata per kata
internet adalah jaringan antara atau penghubung. Internet dapat diartikan
sebagai jaringan komputer luas dan besar yang mendunia, yaitu menghubungkan
pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh dunia, dimana
didalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi, mulai dari yang statis
hingga yang dinamis dan interaktif. Secara umum, internet adalah serangkaian
hubungan jaringan komputer yang dapat diakses secara umum di seluruh dunia,
yang mengirimkan data dalam bentuk paket data berdasarkan standar internet protocol (IP). Lebih dalam
lagi, internet adalah kumpulan jaringan dari jaringan-jaringan komputer dunia
yang terdiri dari jutaan unit-unit kecil, seperti jaringan pendidikan, jaringan
bisnis, jaringan pemerintahan, dan lain-lain, yang secara bersama menyediakan
layanan informasi seperti email, online chat, transfer file dan saling keterhubungan
(linked) antara satu halaman web
dengan sumber halaman web yang lainnya. Internet adalah jaringan atau sistem
atau jaringan komputer yang saling berhubugan dengan menggunakan sistem Global Transmission Control Protocol/internet protocol suite (TCP/IP)
sebagai protokol pertukaran paket (packet
switching communication protocol) untuk melayani milyaran pengguna di
seluruh dunia. Internet juga biasa dikenal sebagai interconnected-networking (singkatan dari internet)
Dari definisi di atas, dapat
disimpulkan bahwa layanan utama internet sebagai media untuk:
a. Menyebarkan dan memperoleh informasi. Umumnya disajikan dalam bentuk website, informasi
dapat berupa teks, grafik, suara, video, atau dalam bentuk file yang dapat di download
b. Berkomunikasi, baik
melalui media chatting berbasis teks (IRC), grafik (Yahoo messenger), maupun
berkomunikasi suara (Skype), layaknya menggunakan telepon kabel.
c. Berkirim surat.
d. Bertukar data, salah
satunya dengan menggunakan aplikasi FTP, website, maupun koneksi peer to peer.
e. Remote login, mampu
mengeksekusi komputer dari jauh (telnet)
Pengertian media
sosial
|
http://patrolmedia.co.id/2018/03/11/berantas-akun-anonim-di-media-sosial-kominfo-wacanakan-pakai-sistem-single-identity/ |
Sama halnya dengan internet, hampir
semua orang yang ada di dunia juga mengetahui apa itu media sosial dan bahkan
mereka juga pernah atau masih menggunakannya. Di zaman sekarang, kehidupan
manusia terbagi menjadi dua bagian, yaitu kehidupan di dunia nyata dan
kehidupan di dunia maya. Kehidupan di dunia maya inilah yang disebut dengan
kehidupan media sosial. Lalu, apa yang dimaksud dengan media sosial?
Media sosial
adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi,
berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan
dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial
yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain
mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang mendukung interaksi
sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah
komunikasi menjadi dialog interaktif. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein
mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet
yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2, dan yang
memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated
content”. Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat
web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi
dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook, Myspace, dan
Twitter (sekarang ini ditambakan instagram, “menurut saya”) . Jika media tradisional
menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan
internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi
dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta
membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.
Media sosial adalah sebuah media
untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang
memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Sosial
media dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian besar yaitu :
1. Social
Networks, media sosial untuk bersosialisasi dan berinteraksi ( Facebook,
myspace, hi5, Linked in, bebo, dll)
2. Discuss,
media sosial yang memfasilitasi sekelompok orang untuk melakukan obrolan dan
diskusi (google talk, yahoo! M, skype, phorum, dll)
3. Share,
media sosial yang memfasilitasi kita untuk saling berbagi file, video, music,
dll (youtube, slideshare, feedback, flickr, crowdstorm, dll)
4.
Publish,
(wordpredss, wikipedia, blog, wikia, digg, dll)
5. Social
game, media sosial berupa game yang dapat dilakukan atau dimainkan bersama-sama
(koongregate, doof, pogo, cafe.com, dll)
6.
MMO
(kartrider, warcraft, neopets, conan, dll)
7.
Virtual
worlds (habbo, imvu, starday, dll)
8.
Livecast
(y! Live, blog tv, justin tv, listream tv, livecastr, dll)
9.
Livestream
(socializr, froendsfreed, socialthings!, dll)
10. Micro blog (twitter, plurk, pownce,
twirxr, plazes, tweetpeek, dll)
Aspek psikologis bagi pengguna internet berkaitan
dengan media sosial
Setelah mengetahui
pengertian dari internet dan media sosial, dapat disimpulkan bahwa keduanya
merupakan satu paket yang tidak bisa dipisahkan karena tanpa internet, media
sosial tidak akan bisa digunakan. Menurut saya, semua penciptaan media sosial
pasti mempunyai tujuan yang baik bagi penggunanya misalkan dapat mempererat
hubungan jarak jauh dengan orang lain, menghibur penggunanya, bersosialisasi,
dan banyak manfaat positif lainnya. namun ada beberapa orang atau oknum yang
salah menggunakan tujuan dari media sosial ini, sehingga yang muncul adalah
dampak negatif dalam dirinya. Dampak positif ataupun negatif dari penggunaan
media sosial dapat mempengaruhi aspek psikologis dalam diri penggunannya. Apa saja
aspek-aspek itu, berikut beberapa penjelasan dari saya tentang aspek psikologis
bagi pengguna internet yang berkaitan dengan media sosial. Dalam hal ini saya
lebih menekankan aspek psikologis pada remaja
v Media sosial dapat membantu remaja menemukan identity nya. Menurut teori Psikososial Erikson, pada usia 12-18, seorang anak remaja
akan mencoba banyak hal untuk mengetahui jati diri mereka sebenarnya, dan
biasanya anak akan mencari teman yang memiliki kesamaan dengan dirinya untuk
melewati hal tersebut. Di media sosial, remaja yang memiliki minat yang sama
dengan yang lain, maka dia akan bergabung dalam sebuah kelompok yang memiliki
minat yang sama itu. Di dalam kelompok itu mereka akan lebih banyak
membicarakan tentang minat dan dapat mengekspresikan dirinya dengan baik. Hal inilah
yang dapat membentuk identity pada
diri remaja tersebut. Contohnya: saya pernah diceritakan oleh teman saya kalau
dia sedang bergabung di sebuah kelompok yang terdapat di salah satu media
sosial, dimana kelompok tersebut terdiri dari mahasiswa maupun alumni yang
tertarik dengan dunia psikologi. Dia mengetahui kelompok ini dari saudaranya
yang lebih dulu bergabung. Katanya di kelompok tersebut mereka membicarakan
tentang hal-hal yang berkaitan dengan psikologi. Setiap orang mempunyai hak
untuk menambahkan maupun memberi saran, dari dianya sendiri juga mendapatkan
banyak manfaat dari bergabungnya ke kelompok itu. Menurut saya dia sudah
menemukan apa yang menurut dia bisa dan mampu untuk dilakukan.
v Media sosial merupakan tempat pengungkapan diri yang baik. Maksud dari pengungkapan diri yang
baik adalah bisa berupa status pada media sosialnya dimana dia ingin agar semua
orang tahu kalau sedang mendapatkan sesuatu yang baik. Dia merasa lebih baik
diberitahukan ke media sosialnya dibandingkan ke orang sekitar karena mungkin saja
di sekitarnya pun tidak peduli dengan apa yang didapatkannya, sehingga menurut
dia kalau di media sosial pasti ada yang akan membaca statusnya tersebut. Dalam
hal ini bisa berdampak positif karena menurutnya dia telah mengungkapkan
dirinya dengan baik sehingga bisa mendapatkan pujian dari teman-teman media
sosialnya, namun bisa juga berdampak buruk karena dia akan semakin tidak ingin
bersosialisasi dengan orang lain karena ketidakpedulian orang lain itu
kepadanya.
v Postingan media sosial dapat mempengaruhi mood seseorang dan sebagai penghibur
untuk penggunanya. Pernahkah
kalian saat sedang bersedih atau marah lalu melihat sebuah postingan lucu atau
menarik di media sosial dan membuat perasaan kalian menjadi lebih tenang? Saya pernah
dan bahkan sering sekali mengalami hal ini. Misalnya waktu itu saya sedang
bersedih karena suatu hal, lalu saat saya membuka media sosial saya, saya
melihat video bayi yang sedang diajarkan mengaji oleh ibunya dan dengan lucunya
dia mengulangi apa yang dikatakan ibunya walaupun ada beberapa kata yang salah,
saya langsung tersenyum dan tertawa ketika mendengar suara tawa bayi itu,
perasaan saya jadi sedikit lega walaupun kesedihan yang tadi tetap masih ada,
tapi setidaknya saya bisa sedikt terhibur.
v Media sosial dapat mengurangi stress bagi cowok maupun cewek. Melalui media sosial kita akan dapat
mengunggah postingan yang menarik bagi kita serta dapat menikmati foto dan
video yang disukai. Untuk cowok, misalnya tentang dunia bola atau olahraga
lainnya, musik yang disukai dan lain-lain, sedangkan untuk cewek bisa tentang
fashion, musik (kpop misalnya), dan lain-lain. Hal ini mungkin tidak bisa
menghilangkan stress yang dialami karena aktivitas beratnya sehari-hari, namun
mungkin bisa mengurangi stress yang dirasakannya,
v Media sosial menyebabkan seseorang menjadi individualisme. Seorang remaja yang lebih sering
menggunakan media sosial di sehari-harinya akan membentuk seseorang yang
individualisme, mereka jadi tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya dan hanya
fokus pada gadget mereka misalnya, karena di dalam gadget tersebut dia
mempunyai dunia nya sendiri. Contohnya : saya mempunya teman yang setiap hari
tidak pernah lepas dari gadgetnya, matanya selalu melihat ke arah layar gadget.
Setiap memanggil namanya kita harus memanggilnya bisa lebih dari 5 kali. Saat menoleh
pun dia tidak tau dengan apa yang kita bicarakan sebelumnya dan selalu mengatakan”kenapa?”,
padahal waktu sebelum memanggil itu kami sudah memberikan sebuah pertanyaan ke
dia tapi tidak didengarkan karena dia asik dengan dunianya sendiri.
|
http://shuneo.net/lifestyle/media-sosial-yang-berujung-pada-individualisme/ |
v Media sosial membuat seseorang iri hati dan gengsi. orang-orang yang menggunakan media
sosial pasti lebih banyak memposting tentang keberhasilan atau kesuksesan yang
dia dapat, walaupun ada juga tentang kesedihannya. Hal itu karena dia tidak
akan memposting sesuatu yang menyebabkan dirinya sendiri merasa malu dan gagal,
inilah yang disebut gengsi. Keberhasilan atau kesuksesan itu seperti mendapat
juara, bisa jalan-jalan ke luar negeri, mempunyai pacar idaman, orang tua yang
selalu ada, dan lain-lain. Hal itulah yang bisa menyebabkan orang lain iri
terhadap orang yang memposting hal tersebut.
|
http://intisari.grid.id/Wellness/Psychology/Hati-Hati-Iri-Karena-Posting-An-Orang-Lain-Di-Facebook-Bisa-Bikin-Kesehatan-Mental-Terganggu |
v Perilku di media sosial berbeda dengan di dunia nyata. Ada beberapa orang yang sangat
aktif, cerewet, sigap, dan tegas di media sosial namun dalam dunia nyata dia
ternyata adalah seorang yang pemalu dan jarang bicara. Hal ini karena
menurutnya lebih nyaman berkomunikasi melalui media sosial daripada secara
langsung yang harus bertatap muka. Bisa saja sebaliknya, di media sosial dia
jarang sekali memposting atau mengomentari sesuatu tetapi di dunia nyata dia
bukanlah orang yang pemalu. Banyak contoh dari pernyataan ini, misalkan lagi di
media sosial dia mempunyai banyak teman namun di dunia nyata dia hanya
mempunyai 1 teman atau sebaliknya; dan lain-lain.
|
https://www.slideshare.net/SandeepGupta159/social-media-vs-social-life |
v Mempengaruhi kualitas tidur. Siapa disini yang kalau bermain media sosial sampai tidak
tidur tau-taunya sudah jam 4 subuh? Ini nih yang paling banyak dilakukan remaja
(termasuk saya) remaja-remaja
yang senang melakukan kegiatan online hingga larut malam akan lebih rentan terpengaruh
oleh resiko kesehatan. Bukan hanya kesehatan secara fisik, secara mental dan
psikologisnya jua terganggu.
|
https://www.hindustantimes.com/fitness/excessive-social-media-use-reduces-sleep-among-children/story-y4sJeafdFtOM8wJsxz1fnM.html |
Saran:
Agar media sosial yang
kita gunakan tidak membawa dampak negatif buat kita baik secara fisik maupun psikologis, maka ada beberapa yang bisa kita lakukan: (tips dari saya)
1.
Mengatur
waktu kapan kita bisa membuka media sosial kita. Misalkan: selesai makan siang,
selesai beres-beres, atau selesai belajar (intinya mah selesai beraktivitas yang
penting dulu yaa)
2.
Mengatur
batas maksimal penggunaannya. Hal ini berguna agar kita tidak kecanduan
menggunakan media sosial dan bisa melakukan kegiatan selanjutnya sesuai jadwal
3.
Saat
mulai merasa kecanduan, segera alihkan ke hal-hal atau aktivtas yang
bermanfaat. Misalkan: olahraga (ringan juga boleh)
4.
Jika
kamu adalah orang yang jarang sekali bersosialisasi dengan sekitar namun lebih
banyak di media sosial, maka segeralah ubah kebiasaan itu karenakita jadi bisa
lebih peka terhadap sekitar kita
Sebenarnya masih banyak
lagi aspek-aspek psikologis bagi pengguna internet yang berkaitan dengan media
sosial, namun hanya ini yang bisa saya paparpakan. Untuk kelebihan dan
kekurangannya saya mohon maaf dan terima kasih telah membaca postingan kali
ini.
Daftar pustaka:
Yuhefizar. 2008.
10 Jam Menguasai Internet teknologi
dan aplikasinya. Jakarta:
Elex Media Komputindo
Anhar. 2016. Panduan bijak belajar internet untuk anak.
Jakarta: Adamssein Media