Di
zaman yang serba modern ini, kita tidak bisa dipisahkan dengan internet, hampir
semua yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari menggunakan internet mulai
dari berkomunikasi, mencari berita atau informasi, berkirim surat, belanja,
bepergian, sampai hiburan. Saking modernnya, internet bahkan sudah dikenal oleh
semua orang, baik itu anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang tua. Tahukah kamu
ternyata dalam berinternet kita juga melakukan atau bahkan melihat perilaku
prososial baik secara langsung maupun tidak langsung? Di penulisan kali ini,
akan dibahas tentang perilaku prososial dalam berinternet. Tapi sebelum itu
kita harus tau dulu pengertian dari prososial. Apa itu prososial? Kita sebagai
makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri pasti membutuhkan bantuan orang
lain, pernah terbayangkan saat anda dilahirkan, siapa orang yang sangat berjasa
dalam membantu kamu untuk bisa melihat dunia? Jawabannya adalah IBU, bayangkan
saja jika ibu tidak mendorong kita keluar dengan sekuat tenaga, apakah kita
bisa keluar? (hal ini berlaku untuk persalinan normal), dan tentu saja ada
beberapa orang lagi yang membantu kita. Tak bisa dipungkiri lagi bahwa kita
pasti membutuhkan bantuan orang lain dari saat kita lahir sampai meninggal. Dan
ada hukum dimana, jika kita ingin ditolong orang maka kita juga harus bisa
menolong orang lain. Perilaku tolong-menolong inilah yang disebut dengan
perilaku prososial (prosocial behavior).
Menurut
Penner dkk (2005), Perilaku prososial merupakan perilaku yang memiliki tujuan
untuk menguntungkan orang lain. Perilaku prososial merupakan semua jenis
tindakan yang dimaksudkan untuk memberikan manfaat bagi orang lain selain diri
sendiri, seperti bekerja sama, berbagi, dan menghibur (Batson, dalam Sanderson,
2011). Lebih lanjut, Perilaku prososial adalah perilaku baik yang memberikan
kesejahteraan sosial. Hal ini bisa bermacam dari perilaku altruistik
(sukarela), menjadi murah hati (seperti memberikan uang atau darah), atau
perilaku sejenis lainnya (Bierhoff, 2002). Dari pengertian diatas, dapat
disimpulkan bahwa perilaku prososial adalah semua perilaku yang terdiri dari
kerja sama, berbagi, menghibur, altruistik, murah hati, dan lain-lain yang
tujuannya adalah untuk menguntungkan orang lain. Seiring dengan perkembangan
teknologi, konteks perilaku prososial tidak hanya terlihat dalam kehidupan
sehari-hari, seseorang mampu menghadirkan pola perilaku prososial di dunia maya
atau di dunia internet. Apakah perilaku prososial di dunia nyata dengan di
internet sama? Menurut saya, iya sama karena Perilaku prososial di dunia maya
adalah cerminan diri sesungguhnya dari kehidupan prososial dalam kehidupan
nyata, hanya saja dampak positif dan negatif nya lah yang mungkin bisa
dibedakan. Lalu apakah bentuk-bentuk perilaku prososial dan contohnya dalam
berinternet? Berikut bentuk-bentuk perilaku prososial yang dikemukakan oleh
Wispe (dalam Bierhoff, 2002):
1. Simpati (Sympathy). Perilaku yang
didasarkan atas perasaan positif terhadap orang lain, sikap peduli, serta ikut
merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain.
Contoh: sebuah postingan di salah satu akun instagram
memperlihatkan video dimana terdapat seorang laki-laki berbaju hitam yang duduk
di atas pembatas jalan arus kiri dan kanan sambil kedua tangannya memegang
setumpuk kertas (koran) yang akan dijual. dan beberapa komentar orang-orang yang bersimpati terhadapnya
2. Kerjasama (Cooperation). Kerjasama
diartikan bahwa setiap orang mampu dan ingin bekerjasama dengan orang lain,
meski bukan untuk keuntungan bersama.
Contoh: menurut saya, contohnya seperti belanja online. Terjadinya
kerja sama antara pembeli dan penjual karena keuntungan yang didapatkan masing-masing,
pembeli dengan keuntungannya mendapatkan barang yang diinginkan sedangkan
penjual keuntungannya berupa mendapatkan uang dan testimoni dari pembeli
sehingga banyak yang mau belanja di situsnya
3. Membantu (Helping). Perilaku
mengambil bagian atau membantu urusan orang lain sehingga orang tersebut dapat
mencapai tujuannya.
Contoh: terdapat beberapa contoh yang pernah saya lihat di
media sosial, misalnya ada orang yang meminta tolong untuk menyebarkan foto
orang terdekat mereka yang hilang, disitu para pengguna sosial media membantu
menyebarkan foto tersebut agar jangkauan pencariannya juga semakin luas. Ada
juga foto/video yang berisi tentang seorang penjual yang sudah lansia namun
dagangannya tidak laku setiap harinya, di keterangannya juga tertera alamat
atau tempat penjual tersebut biasanya berada, dan akhirnya ada beberapa orang
yang melihat postingan itu ikut membantu penjual tersebut dengan cara membeli
dagangannya.
4. Berderma (Donating) Merupakan
perilaku memberikan hadiah atau sumbangan kepada orang lain, biasanya berupa
amal.
Contoh: sudah banyak contoh yang menunjukkan perilaku
prososial dalam bentuk berdonasi (berdema), misalnya donasi Indonesia untuk
Palestiina, donasi untuk anak-anak penderita kanker, dan lain-lain.
5. Suka menolong (Altruisme) Mengambil
bagian untuk menolong orang lain, yang dilakukan tanpa pamrih, dan biasanya
dalam bentuk menyelamatkan orang lain dari ancaman bahaya.
Contoh: perilaku prososial dalam bentuk altruisme biasanya terlihat dari
video atau foto penyelamatan terhadap korban-korban bencana yang tersebar di
internet
Dilihat
dari bentuk-bentuk perilaku prososial yang ada
di atas, dampak positif yang dapat diperoleh yaitu:
- Dengan bantuan internet, informasi mengenai orang yang membutuhkan bantuan dengan cepat tersebar dan dilihat oleh para penggunanya
- Pemberian bantuan berupa donasi pun lebih efisien karena penyebarannya cepat meluas ke masyarakat
- Jika ada suatu bencana, orang-orang bisa dengan cepat mengetahui lokasi kejadian
- Simpati dan doa yang disampaikan dapat memberi semangat bagi orang yang membutuhkan bantuan
- Dengan penyebaran foto atau video tentang lokasi kejadian, orang-orang menjadi tergerak untuk membantu
Namun, selain memiliki
dampak positif, terdapat juga dampak negatif terhadap perilaku prososial dalam
berinternet, yaitu:
- Beberapa orang langsung mempercayai berita atau informasi yang beredar tanpa mencari tahu yang sebenarnya
- Karena tanpa mencari tahu yang sebenarnya, informasi yang salah (hoax) pun dengan cepat tersebar
- Orang-orang lebih merasakan simpati di dunia internet dibandingkan dengan dunia nyata
- Adanya oknum-oknum tertentu yang membuat pemberitahuan palsu untuk keuntungan, penerima donasi yang tidak jelas, dan lain-lain
daftar pustaka:
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00424-PS%20Bab2001.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar