Kita
hidup di zaman dimana semua orang, baik
itu anak-anak sampai dengan orang tua tau apa itu internet. Secara singkat,
internet merupakan sebuah bukti dari kemajuan teknologi yang mana dapat dengah
mudah diakses oleh siapapun, dimanapun, dan kapanpun. Dengan internet juga kita
dapat melakukan apapun yang kita mau, seperti mencari informasi, chatting, mencari hiburan berupa musik,
video, atapun gambar, bermain game dan lain-lain. Bahkan untuk sebuah tes
psikologi juga telah tersedia di internet baik itu di website maupun media
sosial yang dipakai pengguna, yang dikenal dengan tes psikologi online.
Seperti
yang diketahui, tes psikologi atau yang biasa disebut dengan psikotes merupakan
sebuah pengukuran dan penilaian yang dilakukan oleh ahlinya, biasanya psikolog,
dimana tes tersebut dapat memperoleh informasi berupa perasaan, persepsi, dan
perilaku orang tersebut yang dilihat dari aspek-aspek psikologis tertentu. Terdapat
beberapa jenis tes psikologi, seperti tes intelegensi, bakat, minat, dan kepribadian,
dimana setiap tes mempunyai alat, bentuk, dan standar tes yang berbeda-beda. Lalu
apakah tes psikologi online akurat untuk mengukur aspek-aspek psikologis dalam
diri kita?
Menurut
saya tes psikologi kurang akurat dalam mengukur aspek-aspek psikologis dalam
diri kita, karena beberapa alasan. Pertama, sebuah tes psikologi yang selama
ini kita ketahui dan sering digunakan ternyata tidak muncul begitu saja. Tes-tes
tersebut dibuat dengan waktu yang cukup lama dengan segala perdebatan yang ada
untuk dapat mencapai kesempurnaan dari tes tersebut. Contohnya, sejarah singkat
tes intelegensi berikut:
Pada tahun 1904, Alfred Binet dan Theodor Simon, 2 orang psikolog Perancis
merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi
siswa-siswa yang memerlukan kelas-kelas khusus (anak-anak yang kurang pandai).
Alat tes itu dinamakan Tes Binnet-Simon. Tes ini kemudian direvisi pada tahun
1911.
Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan banyak
perbaikan dari Tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan indeks
numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental
age dan chronological age. Hasil perbaikan ini disebut Tes Stanford_binet.
Indeks seperti ini sebetulnya telah diperkenalkan oleh psikolog Jerman yang
bernama William Stern, yang kemudian dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ.
Tes Stanford_Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak
samapai usia 13 tahun.
Salah satu reaksi atas Tes Binet-Simon atau Tes Stanford-Binet adalah bahwa
tes itu terlalu umum. Seorang tokoh dalam bidang ini, Charles Spearman mengemukakan
bahwa inteligensi tidak hanya terdiri dari satu faktor yang umum saja (General
factor), tetapi juga terdiri dari faktor-faktor yang lebih spesifik. Teori ini
disebut teori faktor (Factor Theory of Intelligence). Alat tes yang
dikembangkan menurut teori faktor ini adalah WAIS (Wechsler Adult Intelligence
Scale) untuk orang dewasa, dan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children)
untuk anak-anak.
Kedua, karena tes psikologi tersebut melewati sejarah yang cukup lama, maka
jumlah partisipannya pun lebih banyak, lebih beragam, dan dengan hasil yang
berbeda-beda, sehingga dapat dijadikan sebagai standar penetapan dalam tes yang
dilakukan. Menurut saya, tes psikologi online mungkin saja tanpa melewati
banyak partisipan dan langsung disebarkan secara luas sehingga hasil yang
didapat pun menurut saya masih diragukan.
Jika ditanya lebih memilih yang mana antara tes psikologi online atau tes
psikologi secara langsung, maka saya akan menjawab lebih memilih tes psikologi
secara langsung, karena lebih dapat dipercaya dan akurat apalagi kalau yang menilai
tes adalah para ahli psikolognya langsung karena menurut saya memperlajari ilmu
psikologi apalagi alat tesnya tudaklah mudah jadi harus benar-benar memerlukan
orang yang sangat ahli dalam hal ini, bukan hanya sekedar menebaknya saja.
Demikian pendapat saya tentang akuratkah tes psikologi online. Untuk lebih
dan kurangnya saya mohon maaf, ini hanyalah pendapat saya semata yang tidak ada
maksud apapun kecuali untuk memenuhi tugas salah satu matkul di semester ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar