Sabtu, 21 April 2018

pendapat saya tentang tes psikologi online


Kita hidup di  zaman dimana semua orang, baik itu anak-anak sampai dengan orang tua tau apa itu internet. Secara singkat, internet merupakan sebuah bukti dari kemajuan teknologi yang mana dapat dengah mudah diakses oleh siapapun, dimanapun, dan kapanpun. Dengan internet juga kita dapat melakukan apapun yang kita mau, seperti mencari informasi, chatting, mencari hiburan berupa musik, video, atapun gambar, bermain game dan lain-lain. Bahkan untuk sebuah tes psikologi juga telah tersedia di internet baik itu di website maupun media sosial yang dipakai pengguna, yang dikenal dengan tes psikologi online.
Seperti yang diketahui, tes psikologi atau yang biasa disebut dengan psikotes merupakan sebuah pengukuran dan penilaian yang dilakukan oleh ahlinya, biasanya psikolog, dimana tes tersebut dapat memperoleh informasi berupa perasaan, persepsi, dan perilaku orang tersebut yang dilihat dari aspek-aspek psikologis tertentu. Terdapat beberapa jenis tes psikologi, seperti tes intelegensi, bakat, minat, dan kepribadian, dimana setiap tes mempunyai alat, bentuk, dan standar tes yang berbeda-beda. Lalu apakah tes psikologi online akurat untuk mengukur aspek-aspek psikologis dalam diri kita?
Menurut saya tes psikologi kurang akurat dalam mengukur aspek-aspek psikologis dalam diri kita, karena beberapa alasan. Pertama, sebuah tes psikologi yang selama ini kita ketahui dan sering digunakan ternyata tidak muncul begitu saja. Tes-tes tersebut dibuat dengan waktu yang cukup lama dengan segala perdebatan yang ada untuk dapat mencapai kesempurnaan dari tes tersebut. Contohnya, sejarah singkat tes intelegensi berikut:
Pada tahun 1904, Alfred Binet dan Theodor Simon, 2 orang psikolog Perancis merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan kelas-kelas khusus (anak-anak yang kurang pandai). Alat tes itu dinamakan Tes Binnet-Simon. Tes ini kemudian direvisi pada tahun 1911.
Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan banyak perbaikan dari Tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan indeks numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental age dan chronological age. Hasil perbaikan ini disebut Tes Stanford_binet. Indeks seperti ini sebetulnya telah diperkenalkan oleh psikolog Jerman yang bernama William Stern, yang kemudian dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Tes Stanford_Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak samapai usia 13 tahun.
Salah satu reaksi atas Tes Binet-Simon atau Tes Stanford-Binet adalah bahwa tes itu terlalu umum. Seorang tokoh dalam bidang ini, Charles Spearman mengemukakan bahwa inteligensi tidak hanya terdiri dari satu faktor yang umum saja (General factor), tetapi juga terdiri dari faktor-faktor yang lebih spesifik. Teori ini disebut teori faktor (Factor Theory of Intelligence). Alat tes yang dikembangkan menurut teori faktor ini adalah WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) untuk orang dewasa, dan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) untuk anak-anak.
Kedua, karena tes psikologi tersebut melewati sejarah yang cukup lama, maka jumlah partisipannya pun lebih banyak, lebih beragam, dan dengan hasil yang berbeda-beda, sehingga dapat dijadikan sebagai standar penetapan dalam tes yang dilakukan. Menurut saya, tes psikologi online mungkin saja tanpa melewati banyak partisipan dan langsung disebarkan secara luas sehingga hasil yang didapat pun menurut saya masih diragukan.
Jika ditanya lebih memilih yang mana antara tes psikologi online atau tes psikologi secara langsung, maka saya akan menjawab lebih memilih tes psikologi secara langsung, karena lebih dapat dipercaya dan akurat apalagi kalau yang menilai tes adalah para ahli psikolognya langsung karena menurut saya memperlajari ilmu psikologi apalagi alat tesnya tudaklah mudah jadi harus benar-benar memerlukan orang yang sangat ahli dalam hal ini, bukan hanya sekedar menebaknya saja.
Demikian pendapat saya tentang akuratkah tes psikologi online. Untuk lebih dan kurangnya saya mohon maaf, ini hanyalah pendapat saya semata yang tidak ada maksud apapun kecuali untuk memenuhi tugas salah satu matkul di semester ini.


daftar pustaka: 
http://konselorindonesia.blogspot.co.id/2010/10/sejarah-tes-inteligensi.html